Disudut kamar berantakan
Tanganku bergerak
Dengan secangkir kopi panas ditangan
Baris demi baris kalimat menyeruak
Ia membentuk puisi
Tentang diriku
Yang masih menangisi
Keangkuhanmu
Puisiku kini berganti
Dengan tangkupan tangan didahi
Dalam hati ia berucap tak henti-henti
Mengharapkanmu kembali
Bali, 29 oktober 2017